Minggu, 18 Januari 2009

DR.Chamran dan Cinta (Part 1)




Cinta, sebuah kata yang menarik, lihat saja di beberapa forum, jika ada thread dengan judul Cinta atau yang berhubungan dengan cinta apakah itu baru jadian, pendekatan, pisah dan lain sebagainya, biasanya ramai dikunjungi dan juga banyak yang post di thread tersebut.

Umumnya permasalahan dari thread tersebut tidak jauh hanya berputar dipermasalahan cinta sepasang kekasih, cinta seorang pria dengan wanita, tidak lebih, jarang ada antara anak dan orang tua, apalagi antara sesama.

Jika melihat dari thread-thread tersebut, jika direnungkan, apakah itu cinta atau sebenarnya hasrat seksual yang dibaluti dengan kata cinta?rasa cinta yang muncul dikarenakan hal-hal yang bersifat materi, seperti umumnya adalah cantik atau tampannya seseorang, atau untuk wanita biasanya yang saya ketahui adalah bagaimana sang pria bisa berkomunikasi dengan baik dengannya, dari situlah rasa cinta akan muncul, sehingga sulit jika ditanya tuluskah cinta mereka, karena dasar mereka mencintai adalah hal-hal yang sulit untuk menjadi abadi, fisik akan menua, kepribadian bisa berubah tergantung kondisi lingkungan dan situasi yang sedang dilalui.

Jadi seperti apa cinta yang sebenarnya itu, yang tidak hanya berdasarkan hasrat semata?cinta yang bisa abadi. cinta yang bukan karena faktor-faktor semu yang bisa membuat seseorang kekasih berpaling ke lain hati, karena di atas langit masih ada langit.

Menarik dari sebuah kisah pahlawan bangsa Iran, seorang pejuang yang hidupnya selalu dalam peperangan, hingga tewasnya di medan perang.

Unik bahwa ada seorang pejuang yang memiliki sebuah kisah cinta yang bisa jadi pelajaran buat setiap orang yang sedasng jatuh cinta, cinta yang tulus, cinta yang tidak hanya memikirkan diri sendiri, walau kehidupannya keras di medsan perang.

Umumnya ksiah cinta datang dari para sastrawan dengan tokoh utama adalah seorang Pangerang, Raja atau Bangsawan, jika ada dari seorang pejuang atau prajurit, itupun hanya sebagai pemanis supaya kisahnya tidak monoton.

Tapi ternyata ada sebuah kisah seorang pejuang, dimana kisah cinta itu merupakan inti cerita, bukan sebagai pemanis seperti kisah biografi para pejuang, sekilas tidak ada yang menduga bahwa tokoh utama dari kisah cinta tersebut adalah orang besar bagi para pejuang, yang kematiannya bahkan ditangisi oleh manusia sebesar Ayatullah Ruhullah Al Musawi Al Khomeini, kisah cintanya bagaikan kisah sastra roman percintaan bukan kisah kehidupan seorang pejuang, tokoh revolusi dan pendiri gerakan perjuangan serta kemiliteran.



Beliau adalah Syahid DR. Mustafa Chamran, Menteri Pertahanan Republik Islam Iran yang pertama, pendiri gerakan Amal di Libanon ketika menjadi manusia buangan di Libanon, dan bidan bagi Pasdaran/Garda Revolusi Iran.

Kisah cinta beliau dengan istrinya sangat menarik, dari kisah perkenalan bahkan dari awal mengenal, sang istri yang melihat DR.Chamran sebagai manusia yang haus darah, menyukai peperangan, sehingga merasa tidak suka, menjadi seorang istri yang sangat mencintai DR.Chamran, dan rela tidak menikah sepeninggal beliau, walau DR. Chamran sudah mengijinkan bahkan mewasiatkan kepada sang istri untuk menikah kembali setelah sepeninggal beliau.

Perjuangan cinta yang tidak kalah dengan kisah-kisah novel, dimana keluarga sang istri yang tidak menyetujui hubungan mereka, khususnya sang ibu, karena DR.Chamran adalah seorang buangan dengan kehidupan yang tidak jelas, belum lagi banyak musuh yang menginkan kematiannya, namun DR.Chamran menanggapi semua itu dengan akhlaq yang baik, dan kesabaran serta ketulusan, sehingga Allah berkenan melunakkan hati keluarga sang istri, khususnya sang ibu, dimana sebagai anggota keluarga yang paling keras menentang, berubah menjadi sangat sayang kepada DR.Chamran.

Cinta yang diajarkan oleh DR.Chamran bukanlah cinta yang egois, cinta demi kebahagiaan pribadi, tapi cinta yang tulus dan ikhlas. Cinta yang membawa yang dicintai pada jalan kebaikkan, cinta yang membuat sang kekasih menjadi kuat, tangguh dan memiliki rasa sosial, rasa kemanusiaan, cinta yang mengajarkan keberanian dalam berjuang, cinta yang mengajarkan kepada sang kekasih kemuliaan sebagai manusia, cinta yang memerintahkan mempertahankan kehormatan, dan cinta yang mengajarkan kasih sayang, kelembutan, dan khususnya mengajarkan ketaatan akan agama, mengajarkan untuk mencari ridho Ilahi.



Bukan cinta yang hanya mengumbar hasrat semata, cinta yang egois, cinta yang ambisius, dan segala yang merugikan buat diri sendiri, cinta yang tiada bermanfaat, baik bagi diri sendiri, bagi sang kekasih apalagi bagi orang lain. Bukan, itu bukan cinta bagi DR.Chamran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar